Home » » Hubungan antara PDB dan Kesejahteraan

Hubungan antara PDB dan Kesejahteraan

Written By Unknown on Rabu, 06 Maret 2013 | 09.50

Oleh Bayu Priyo Mukti

             PDB dapat menggambarkan pendapatan rata-rata tiap orang dalam perekonomian suatu Negara pada periode tertentu. . Dalam hal ini PDB merupakan alat yang paling baik dalam mengukur seberapa banyak barang dan jasa yang bisa dinikmati oleh penduduk suatu Negara. Logikanya semakin tinggi pendapatan seseorang semakin tinggi standar hidupnya yang berarti semakin sejahtrera.

           Namun, beberapa orang mempersoalkan keabsahan PDB sebagai ukuran kesejahteraan. Ketika senator Robert Kennedy memperebutkan kursi presiden pada tahun 1986, ia memberikan kritik terhadap ukuran ekonomi ini : “Produk Domestik Bruto tidak mengukur kesehatan anak-anak, kualitas pendidikan, atau kesenangan merekan dalm bermain. Di dalamnya tidak termasuk keindahan puisi-puisi atau kekuatan pernikahan , kepintaran untuk berdebat di depan public, atau integrasi pejabat public. PDB tidak juga mengukur kebeanian , kebijaksanaan, atau kesetiaan kita terhadap Negara. Singkatnya, PDB mengukur semua kecuali hal-hal yang membuat hidup ini berarti dan juga memberitahu kita segala hal mengenai AS kecuali alasan mengapa kita bangga sebagai warga Negara AS.”

            Banyak hal yang dikatakan oleh Robert Kennedy tersebut tepat. Kalau begitu, mengapa kita harus peduli dengan PDB?. Jawabannya adalah PDB yang besar sesungguhnya memang membantu kita untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. PDB tidak mengukur kesehatan anak-anak kita, namun Negara dengan PDB lebih besar dapat menyediakan perawatan kesehatan yang lebih baik. PDB tidak mengukur keindahan puisi-puisi, namun Negara dengan PDB lebih besar dapat menyediakan pendidikan  untuk warganya agar dapat membaca dan menikmati puisi. PDB tidak memperhitungkan kepintaran, integritas, keberanian, kebijaksanaan, atau kesetiaan kepada Negara kita, namun semua hal terpuji  tersebut lebih mudah ditumbuhkan ketika orang-orang lebih tidak khawatir mengenai kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dalam hidup.

            Selain itu ada beberapa alasan lain mengapa PDB bukanlah alat ukur kesejahteraan yang sempurna :
1.     PDB tidak memperhitungkan waktu santai
Anggaplah semua orang bekerja penuh selama satu minggu, alih-alih menkmati waktu santai di akhir pekan. Akan lebih banyak barang dan jasa yang di produksi dan PDB akan meningkat. Walaupuun terjadi peningkatan PDB kita tidak dapat menyimpulkan bahwa setiap orang lebih bahagia. Kerugian akibat berkurangnya waktu santai akan mengimbangi naiknya PDB.

2.     PDB tidak menghitung nilai barang di luar pasar
PDB tidak menyertakan barang dan jasa yang diproduksi dan dikonsumsi di dalam rumah tangga. Misal perawatan anak pada pusat perawatan merupakan bagian dari PDB, sedangkan perawatan untuk anak sendiri tidak menjadi bagian PDB. Kerja sukarela juga memberi sumbangan kepada kesejahteraan masyarakat, namun PDB tidak memasukkan sumbangan ini kedalam perhitungan.

3.     PDB tidak memasukkan kualitas lingkungan
Jika peraturan lingkungan ditiadakan,perusahaan akan memproduksi barang dan jasa seenaknya tanpa mempertimbangkan polusi yang mereka timbulkan. PDB akan meningkat pesat tetapi kesejahteraan mungkin akan menurun. Penurunan kualitas air dan udara akan jauh lebih besar daripada keuntungan yang diperoleh dari produksi yang besar.

4.     PDB tidak menyatakan pemerataan distribusi pendapatan
PDB perkapita memberitahukan kita apa yang terjadi pada rata-rata penduduk. Namun dibelakang rata-rata tersebut terdapat perbedaan yang besar antara berbagai pengalaman yang dialami orang-orang. Dalam masyarakat dimana 10orang memiliki pendapatan PDB pertahun masing-masing sebesar $50.000, PDB akan bernilai $5 juta. Hal ini terjadi juga pada sebuah masyarakat dimana 10 orang memperoleh pendapatan sebesar $500.000 dan 90 orang lainnya tidak mempunyai pendapatan.

Akhirnya, kita dapat menyimpulkan bahwa PDB merupakan ukuran kesejahteraan yang baik untuk berbagai tujuan, namun tidak untuksemua tujuan. 


Share this article :

Posting Komentar

 
Support : KOPMA UIN Syahid Jakarta | TIM PSDA | Pengembangan Minat
Copyright © 2011. Cooperative Bulletin Online - All Rights Reserved
Template Created by bayu pm Published by Tim Bulletin
Proudly powered by Blogger